Proposal Hidup

Waktu gue SMP ada pelajaran yang unik banget dan kayaknya cuma ada di sekolah gue ini. Namanya Taklif. Gurunya kepala sekolah gue sendiri. Di pelajaran ini setiap semester ada beberapa ayat pilihan yang harus dihafal dan dipahami. Kita juga sesekali baca buku lalu di presentasikan di depan kelas. Yang paling unik nya adalah, nilai ulangan tengah atau akhir semester gitu bisa 100 ke atas. Begitu pertama kali dapet nilai 106 gue speechless, tapi ternyata gue ga sendiri, hahaha. Ntah mungkin beliau punya pendapat tersendiri tentang nilai but it was really fun. 

Final dari pelajaran ini setiap siswa bikin "Proposal Hidup" yang nantinya di presentasikan di depan beberapa guru, kepala sekolah yang sebenarnya guru dari pelajaran itu sendiri, semua siswa, beberapa orang tua siswa, dan terutama orang tua kita sendiri. Cukup deg-degan karena saat itu gue masih 15 tahun harus menggambarkan ke semua penonton tentang hidup yang gue rancang sejauh mungkin ke depan. 

Proses buat ini juga gak sebentar tentunya. Awalnya kita diperlihatkan mimpi-mimpi dari beberapa orang yang dengan menuliskan mimpi-mimpi mereka beberapa tahun kemudian tercapai. Lalu kita diminta bikin sebuah buku, dimana kita juga harus menuliskan mimpi-mimpi kita. Dan terakhir, kita pindahkan ke media untuk dipresentasikan. Temen-temen gue kreatif banget sih, mereka ada yang pakai Power Point, Prezi, Animasi, bahkan ada yang bikin Video. Seniat itu, hahaha. Dan gue memilih Prezi karena cukup simple tapi menarik menurut gue. 


Dulu gue abai sama hal ini, gue buat dengan kondisi layaknya anak-anak yang menuliskan keinginannya, mau ini itu. Tanpa gue mikir akibatnya, konsekuensinya, segala macem. Meskipun gue cukup mengira-ngira perihal umur, tapi gak se serius itu karena gue mikirnya "Yang penting keren dilihat sama orang-orang." hahaha. 

Tapi sekarang, saat detik ini gue nulis, gue gak nyangka karena ternyata hidup gue sekarang gak jauh-jauh banget sama proposal yang gue bikin. Mungkin emang gak semua, tapi beberapa hal tertentu tercapai bahkan ada yang jauh lebih baik dan sangat cukup membuat gue kagum, sama Allah. 


Tahun 2020 lalu gue lulus SMA. Waktu itu gue udah lupa perihal Proposal Hidup gue ini dan gue menjadikan ITB sebagai kampus impian. Gue daftar SNMPTN gak keterima, daftar SBMPTN gak keterima juga, daftar jalur mandiri gak keterima juga. Gue daftar mandiri di beberapa universitas lainnya, bener-bener gak ada yang nerima bahkan universitas swasta pun. Tentu gue kecewa sama diri sendiri. Bingung, gue salah apa? Berat banget rasanya karena setiap buka pengumuman udah bisa nebak hasilnya penolakan. 

Dan.. yup, meskipun gue belum jadi orang detik ini, sekali lagi gue kagum sama Allah karena saat gue nulis ini gue udah di Jerman. Jadi ternyata, Allah memang sesuai prasangka hamba-Nya. Meskipun Jerman sempet gue lupain, tapi ternyata udah dicatat sama Allah sejak gue bikin Proposal Hidup.  Tentu hidup gue masih panjang, baru beberapa slide dari proposal yang gue buat. Tapi semoga dengan gue ingat kembali apa yang udah gue tulis, gue bisa mempertanggung-jawabkannya ke diri gue senidri.  Allahu'alam.

Mungkin ada yang penasaran Proposal Hidup gue, bisa dilihat di sini.




Comments

Popular Posts